Senin, 07 Desember 2009

Dari Pasar Terapung Ke Pasar Ekspor...

Memperkecil pengeluaran dan meraup laba semaksimal mungkin merupakan impian setiap pengelola usaha. Salah satu cara efektif dalam memajukan ekspor budidaya laut, terutama untuk pasar ekspor kerapu hidup maupun kerapu segar, ternyata bisa dilakoni dengan membangun sarana dan prasarana pasar terapung.

Sebagai contoh, di perairan Langkat, Selat Sumatera, tepatnya di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalansusu, Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Langkat dengan mengeluarkan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sektor Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2008 sebesar Rp 438 juta, dibangunkan sarana budidaya kerambah jaring apung (KJA). Usaha ini langsung bisa dijadikan pasar terapung.


Hasil produksi kerapu yang dibudidayakan di KJA itu langsung bisa dipanen dan dilakukan transaksi pasar untuk ekspor. Kapal eksportir pada bulan lalu langsung melakukan pembelian kerapu untuk tujuan ekspor ke Singapura, dan Hongkong.

“Mereka merapatkan kapal ikannya di lokasi KJA yang kita miliki, jelasnya mereka langsung membayar ikan kami. Dan selanjutnya ikan itu melalui dokumen dari Belawan bisa langsung go ke negara tujuan,” ungkap Effendi, selaku Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Pulau Sembilan ketika ditemui MedanBisnis Jumat (13/2).

Lantas apa yang menjadi pendorong dibentuknya usaha itu? Menurut Effendi, pertama warga Desa Pulau Sembilan telah berulangkali ditemui kalangan eksportir ikan dari berbagai daerah untuk menawarkan kerja sama budidaya laut. Dasar itulah pihaknya memohonkan ke Diskanla Langkat untuk persetujuan usaha KJA dan dibentuknya transaksi pantai.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Langkat Nazaruddin berceloteh. “Kita akan melibatkan masyarakat dan eksportir dalam melakukan kerjasama operasional pengelolaan pasar terapung, namun tetap di bawah bimbingan Dinas Perikanan dan Kelautan Langkat,” katanya.

Untuk mendukung pengembangan budidaya laut,kata Nazaruddin, pada tahun yang lalu Pemkab Langkat telah memberikan bantuan sarana dan prasarana keramba jaring apung, jaring tancap dan bantuan modal untuk 175 orang pembudidaya. Dan untuk tahun 2009 melalui proyek Safver yang bersumber dari ADB melaksanakan kegiatan 10 paket percontohan budidaya ikan kerapu.

Perairan Pulau Sembilan berpotensi untuk pengembangan budidaya ikan kerapu, mengingat garis pantai seluas 110 Km dan kondisi air yang sangat baik. Dengan upaya pembangunan pasar terapung ini dapat menjaga harga ikan kerapu agar tidak anjlok dan tetap stabil di level harga yang menguntungkan petani kerapu.

Pasar terapung yang bersumber dari APBD Langkat T.A 2008 tersebut bernilai Rp. 438.000.000, yang memiliki daya tampung produksi kerapu sebanyak 8000 ekor (+ 5 ton) dengan 40 lubang keramba dan masing-masing lubang dengan ukuran 3 x 3 x 3 m.“ Masyarakat pembudidaya ikan kerapu membutuhkan dukungan berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah dalam pemasaran ikan kerapu serta transfer teknologi budidaya ikan kerapu,” kata Nazaruddin.

Dikatakan Nazaruddin, pihaknya telah mendandatagani kesepakatan atara Dinas Perikanan dan Kelautan Langkat untuk operasional pengelolaan pasar terapung dengan LPMD Pulau Sembilan. Perjanjian kesepakatan itu dilakukan untuk mendongkrak budidaya kerapu bagi masyarakat Pulau Sembilan yang langsung bias menikmati dan melakukan transaksi pasar terapung tanpa melalui tempat pendaratan ikan, katanya lagi.

Terjadinya transaksi pasar terapung dan usaha KJA itu ternyata membuka lembaran baru bagi peningkatan ekonomi masyarakat pesisir di Pulau Sembilan.Kehidupan nelayan mulai cerah.”Kami berterima kasih dengan pemerintah yang telah mengubah cara untuk budidaya dan pemasaran hasil budidaya”.Tentunya masyarakat berharap, kebijakan ini bisa dilakukan kepada petani budidaya lainnya di desa-desa pantai yang ada di Langkat.

Itu karena penghasilan nelayan sudah semakin merosot yang hanya mengandalkan usaha menangkap ikan di lautan dengan peralatan tangkap yang serba ketinggalan dari nelayan negara-negara tetangga Asia, sebut Burhanuddin, salah seorang peserta kelompok KJA di Pulau Sembilan.

Sebagai wujud nyata dari usaha itu,Bupati Langkat H.A. Yunus Sargih telah meresmikan pasar terapung sebagai upaya meredam ketidakstabilan dan menekan anjloknya harga ikan kerapu yang tengah terjadi di pasaran.Di tempat usaha KJA berdiri di Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalansusu,

Senin (9/2) lalu. Bupati Langkat yang ditemui Medan Bisnis menyebutkan, “Keberadaan pasar terapung diharapkan dapat secara langsung mendatangkan kapal eksportir dan membeli hasil budidaya ikan kerapu masyarakat setempat.”

Keberadaan pasar terapung ini dimaksudkan berfungsi sebagai tempat budidaya ikan kerapu, persinggahan sementara hasil panen budidaya dan tempat membeli serta menjual hasil budidaya untuk dipasarkan keluar negeri.
Keberadaan pasar terapung ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan program Agromarine Politan di Kabupaten Langkat, dimana Pangkalan Susu sebagai sentra ekonomi unggulan ikan kerapu di Propinsi Sumatera Utara, sebutnya.

Sumber : http://koranpagi2008.multiply.com/journal/item/104

Tidak ada komentar:

Posting Komentar