Senin, 29 Januari 2018

PEMIJAHAN IKAN CUPANG

I.           PENDAHULUAN
Permintaan komoditi ikan hias belakangan ini terus meningkat terutama bagi masyarakat di perkotaan.  Pada umumnya ikan hias yang banyak diminati oleh konsumen adalah ikan hias air tawar, karena relatif mudah dalam pemeliharaan atau perawatannya . peruntukaan konsumen ikan hias masih terbatas pada fungsi ornamen dalam skala terbatas (pemajangan di akuarium, kolak kolam hias di sekitar rumah tempat tinggal).
Pelaku utama kegiatan usaha buddiaya ikan hias masih sangat terbatas sehingga memberikan peluang yang cukup prospektif bagi para penggemar ikan hias untuk melakukan budidaya secara komersial. Di antara sekian banyak jenis ikan hias air tawar yang sedang berkembang, diantaranya adalah ikan hias cupang (Betta spendens) yang pemeliharaannya cukup sederhana tetapi sulit dilakukan apabila tidak memperhatikan teknologi cara budidaya yang baik.

II.         PEMIJAHAN IKAN CUPANG
A.   Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan induk sangat menentukan kualitas induk yang akan di pijah.  Induk cupang akan menghasilkan anak yang berkualitas apabila pemeliharaan induknya baik. Calon induk harus dirawat dengan sebaik mungkin, induk ditempatkan di dalam botol secara tepisah agar tidak saling beradu.  Pakan yang diberikan pada induk ikan hias cupang adalah jentik nyamuk, karena jentik nyamuk dapat memacu proses kematangan gonad. Jika pakan yang diberikan berupa cacing, maka telur akan sulit keluar karena tertutup oleh lemak.
Jentik nyamuk yang diberikan harus bersih dan segala kotoran ,tujuannya untuk menghindari tejadinya penyakit. Jentik nyamuk merupakan yang baik bagi induk karena mengandung protein yang tinggi sedangkan cacing sutera merupakan pakan alami yang banyak mengandung lemak dan mempercepat pertumbuhan sehingga cocok untuk diberikan pada anak cupang.

B.   Seleksi Induk
Sebelum melakukan seleksi induk terlebih dahulu kita harus mengetahui ciri-ciri Ikan cupang:
Ciri-ciri ikan cupang secara umum
§  Ramping dan pipih kesamping
§  Ukurannya antara 6,5-7,5
§  Warna dasar badan ada yang biru tua, merah, hijau biru ikan cupang betina

Ciri – ciri cupang bentina
Ø  Ukuran badan lebih besar pada umur yang sama
Ø  Ekor lebih pendek dari ikan cupang jantan
Ø  Perut kelihatan membesar
Ø  Tidak suka berkelahi bila dicampur
Ø  Pada perut bagaian bawah kelihatan ada telur
Ø  Umur minimal 6—7 bulan
Ciri-ciri ikan cupang jantan
*  Warna badan lebih cerah dari induk betina
*  Bentuk ekor Iebih panjang dan betina
*  Bila digabung dengan cupang lain akan berkelahi
Untuk mengasilkan cupang jantan lebih banyak dan pada betina induk betina tidak boleh dipijahkan lebih dari 5 kali. Seleksi unduk dilakukan apabila semua persiapan sarana pendededaran sudah selesai.
Ciri - ciri induk ikan hias cupang siap pijah jantan dan betina adalah telah membuat sarang busa. Adapun langkah persiapan untuk pemijahan adalah sebagai berikut :
·      Isi ember dengan air bersih sebanyak 1/2 dan tinggi ember.
·      Masukkan induk cupang ke dalam ember tersebut.
·      Masukkan bersama wadahnya ke dalam ember pemijahan.
·      Biarkan induk jantan membuat sarang busa dan sampai kelihatan tidak menyerang induk betina.
·      Letakkan substrat pelekat telur yang dapat terbuat dari potongan daun pisang atau daun enceng gondok
·      Gabung induk betina dan induk jantan.
·      Taruh di tempat yang gelap dan terhindar dan suara bising.        

C. Pemijahan
Bila induk jantan dan betina benar- benar telah siap, pemijahan akan terjadi pada siang hari sekitar pukul 09.00-13.00, yaitu 12 jam setelah digabung. Induk jantan dan betina akan terlihat saling berbelit sambil mengeluarkan telur dan sperma.  Telur yang dikeluarkan oleh induk betina akan melekat. Kelihatan lebih putih dari sarang busa. Setelah pemijahan selesai, induk betina segera dipindahkan agar tidak  memakan telurnya sendiri, sedangkan induk jantan dibiarkan bersama telur tugas menjaga telur sampai menetas dan siap deder.   Fekunditas ikan cupang secara umum adalah 300-500 butir, tetapi jumlah telurnya tergantung pada besar kecilnya induk dan frekwensi pemijahan.
D.  Penetasan

Penetasan terjadi setelah 2 x 24 jam. Ciri telur yang telah menetas adalah terlihat bintik hitam pada sarang busa, bintik hitam tersebut adalah larva cupang. Larva akan tetap menempel pada sarang busa sampai umur 3 hari. Sebagai makanannya masih mengandalkan kuning telur yang ada pada larva tersebut. Setelah berumur 3 hari dan terlihat  menyebar menandakan kuning telurnya sudah habis dan siap didederkan setelah itu induk jantan segera dipindahkan ke tempat pemeliharaan induk.

PENDEDERAN IKAN BAWAL

PENDAHULUAN
Pemeliharaan benih mempakan kegiatan memelihara benih yang berasal dari tempat pemeliharaan larva (dari akuarium atau kolam) yang berukuran sampai benih siap dipelihara di kolam pendederan. Tahapan kegiatan mulai dari persiapan kolam, penebaran benih sampai benih dipanen tidak jauh berbeda dengan tahapan pemeliharan larva di kolam. Perbedaannya terletak pada padat tebar benih, yaitu cukup 60 - 70 ekor/m2. Pemeliharaan benih cukup dilakukan selama 21 hari dan biasanya benih yang dihasilkan berukuran 1 - 1,5 inci dengan kelangsungan hidup dapat mencapai 90 %.
I.              Seleksi  benih
Seleksi benih dilakukan untuk memisahkan antara benih yang berukuran besar dengan benih yang berukuran kecil. Masing-masing ukuran ditampung dalam bak yang berbeda. Pemisahkan benih berdasarkan ukuran tersebut mempunyai tujuan agar dalam satu kolam hanya berisi benih dengan ukuran seragam sehingga tidak ada persaingan dalam makanan dan bila dijual, akan mendapat harga yang layak karena  ukurannya seragam.
II.           Penyucihamaan
Penyucihamaan merupakan usaha untuk menghilangkan dan mencegah adanya penyakit dalam tubuh benih. Hal ini dilakukan agar benih terbebas dari penyakit sehingga bila akan dipelihara lagi atau dijual ikan dalam keadaan sehat. Di samping itu, biasanya benih yang baru dipanen banyak yang terluka akibat goresan alat tangkap. Luka tersebut harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum benih dipelihara lagi atau dijual.  Ada dua cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menyucihamaan benih, yaitu perendaman dan pencelupan.
a).  Perendaman
Perendaman merupakan cara pengobatan dengan cara ikan direndam dalam obat berdosis rendah selama ½ - 6 jam. Ada beberapa jenis obat yang dipakai, seperti kalsium permanganat (PK) dosis 20 mg/1 selama 30 menit, GOLD 100 dosis 2 mg/1 selama 6 jam.
b).  Pencelupan
Pencelupan merupakan pengobatan dengan cara ikan dicelupkan dalam waktu singkat dalam larutan obat bcrdosis tinggi, Ada beberapa obat yang biasa digunakan di antaranya malachitgreen (MG), methylin blue (MB), dan GOLD 100 dengan dosis 60 mg/1 dalam waktu 10 - 20 detik. Cara pengobatan ini yaitu ambil benih dengan sekup net, lalu celupkan ke dalam larutan obat selama waktu tersebut, kemudian angkat dan masukan ke dalam bak lain yang sudah berisi air bersih.  Demikian  cara  ini dilakukan berulang-ulang sampai benihnya habis.
III.        Penebaran benih
Penebaran benih dilakukan bila kolam sudah siap. Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam penebaran benih, yaitu waktu penebaran, ukuran benih, padat tebar, dan cara penebaran. Waktu penebaran sebaiknya pada pagi hari, saat suhu air masih rendah. Ukuran benih yang ditebar harus seragam agar perbedaan ukuran benih dalam pemeliharaan selanjutnya tidak berbeda jauh. Padat benih di kolam pendederan satu sekitar 40 - 60 ekor/m2.  Cara penebaran benih harus dilakukan hati-hati agar tidak banyak yang mati. Cara penebaran yang baik yaitu wadah pengangkut didekatkan dengan permukaan air, biarkan air kolam masuk dalam wadah pengangkut agar suhu air dalam wadah pengangkut sesuai dengan air kolam. Setelah suhu sama, tuangkan benih ke dalam kolam sedikit demi sedikit. Usahakan penebaran benih tidak dilakukan di satu tempat, tetapi di beberapa tempat agar benih tersebar merata.
IV.          Pemberian pakan tambahan
Setelah 2 - 3 hari ditebar atau bila pakan alami sudah mulai berkurang, benih diberi pakan tambahan berupa tepung pelet atau pelet butiran. Tepung pellet dapat langsung ditebar ke kolam, sedangkan pellet butiran harus dihancurkan dulu sebelum ditebar. Pemberian pakan tambahan ini sebaiknya dilakukan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari. Tujuannya agar pakan yang diberikan dapat dimanfaatkan semua, Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 3 % per hari dari berat benih. Benih yang berukuran ¼ - ½  inci rata-rata mempunyai berat 0,5 g/ekor.
V.            Pengontrolan
Setiap hari sebaiknya dilakukan pengontrolan terhadap kolam, pengairan, dan kondisi ikan. Bila ada bocoran pada pematang segera diperbaiki agar ketinggian air dan kesuburan kolam dapat dipertahankan. Air yang masuk ke kolam harus kontinyu dengan debit air sekitar  0,25 - 0,50 1/dtk. Air ini uncuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Kondisi ikan juga harus selalu dikontrol agar bila ada yang sakit dapat segera ditangani,  baik dengan pencegahan maupun pengobatan.   

VI.         Pemanenan

Masa pemeliharaan bawal di kolam pendederan ini sebaiknya tidak terlalu lama, maksimal 1 bulan, karena keadaan kolam sudah tidak cocok lagi, Oleh karenanya, bawal harus dipanen. Pemanenan bawal dilakukan dengan cara menyurutkan air secara perlahan-lahan sampai 10 - 20 cm. Benih ditangkap sedikit demi sedikit dengan menggunakan waring. Benihnya dimasukkan ke dalam ember dan ditampung dalam hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat panen. Bila sudah ditangkap semua, benih dipindahkan ke bak penampungan benih yang ada di hatchery untuk ditangani lebih lanjut. Bila kondisinya baik dan tidak ada kendala, benih yang di hasilkan dari pendederan satu dapat mencapai panjang 2 - 3 inci (5  g),  sedangkan benih  dari pendederan  dua  dapat  mencapai 4 - 5 inci dengan berat rata-rata 25 g/ekor.

PERAN DAN FUNGSI KELOMPOK










PEMBENIHAN LELE DUMBO

I.      PENDAHULUAN
Salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan ini berasal dari Benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan, menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.

II. Sistematika
Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Telestei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae,Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus. Bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng, tidak bersisik, mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di Afrika, terutama di dataran rendah sampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat pernapasan tambahan yang disebut abrorescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah.
Lele dumbo termasuk ikan karnivora, namun pada usia benih lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan setelah berumur 2 tahun dan dapat memijah sepanjang tahun.  Tanda induk betina: tubuh lebih pendek, mempu- nyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
Tanda induk jantan: tubuh lebih panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.

III. PEMBENIHAN
Saat ini lele dumbo sudah dapat dipijahkan secara alami. Namun demikian banyak orang yang lebih suka memijahkan dengan cara buatan ( disuntik ) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.

A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 - 200 m2 dengan kepadatan 2 - 4 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 persen/hari dari berat tubuhnya.

B. Seleksi Induk
Seleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.  Induk betina ditandai dengan perutnya yang buncit dan kadang-kadang apabila dipijit kearah lubang kelamin, keluar telur yang warnanya kuning tua.  Induk jantan ditandai dengan warna tubuh dan alat kelaminnya agak kemerahan.

C. Pemberokan
Pemberokan dilakukan dalam bak seluas 4 - 6 m2 dan tinggi 1 m, selama 1 - 2 hari.  Pemberokan bertujuan untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.  Setelah diberok, kematangan induk diperiksa kembali.

D. Penyuntikan
Induk betina disuntik dengan larutan hipofisa ikan mas sebanyak 2 dosis (1kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan 1/2 dosis atau ovaprim 0,3 ml/kg.  Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung.

E. Pemijahan / Pengurutan
Apabila akan dipijahkan secara alami, induk jantan dan betina yang sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan biarkan memijah sendiri.  Apabila akan diurut, maka pengurutan dilakukan 8 - 10 jam setelah penyuntikan.
Langkah pertama adalah menyiapkan sperma: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dalam gelas yang sudah diisi NaCl sebanyak 1/2 bagiannya. Aduk hingga rata. Bila terlalu pekat, tambahkan NaCl sampai larutan berwarna putih susu agak encer.
Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian perut ke arah lubang kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam mangkuk plastik yang bersih dan kering. Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata. Tambahkan larutan NaCl agar sperma lebih merata. Agar terjadi pembuahan, tambahkan air bersih dan aduklah agar merata sehingga pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan lagi air bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 - 3 kali agar bersih.
Telur yang sudah bersih dimasukkan kedalam hapa penetasan yang sudah dipasang di bak. Bak dan hapa tersebut berukuran 2 m x 1 m x 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu ayam, lalu sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata. Dalam 2-3 hari telur akan menetas dan larvanya dibiar- kan selama 4-5 hari atau sampai berwarna hitam.

E. Pendederan
Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir  Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor kedalam tong, kemudian disebarkan ke seluruh pematang dan dasar kolam. Dosisnya 250 - 500 g/m2.
Pemupukan menggunakan kotoran   ayam dengan dosis 500 - 1.000 gr/m2.. Kolam di isi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm dan dibiarkan selama 4 hari.  Benih ditebar pada pagi hari dengan kepadatan 100 - 200 ekor/m2.
Pendederan dilakukan selama 21 hari. Pakan tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pelet sebanyak 0,75 gr/1000 ekor.

IV. PENYAKIT

Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifiliis atau lebih dikenal dengan white spot (bintik putih). Pencegahan, dapat dilakukan dengan persiapan kolam yang baik, terutama pengeringan dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Oxytetracyclin 2 mg/l.

Jumat, 26 Januari 2018

PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN

Definisi ikan segar
  1. Ikan yang baru saja ditangkap dan belum yg mengalami proses pengawetan maupun pengolahan lebih lanjut.
  2. Ikan yang belum mengalami perubahan fisik maupun kimiawi atau yang masih mempunyai sifat sama seperti ketika ditangkap (baik rupa, sifat  sama  seperti ketika  ditangkap (baik rupa, bau, rasa maupun teksturnya).
Penyebab terjadinya perubahan pada tubuh ikan :
  1. Aktivitas enzim; proses penguraaian organ-organ tubuh ikan oleh enzim-enzim yang terdapaat  didalam tubuh ikan sendiri (disebut autolisis).
  2. Aktivitas mikroorganisme/bakteri. Bagian tubuh ikan yang paling banyak mengandung bakteri adalah: insang, usus, kulit,  kulit.
  3. Adanya oksidasi lemak oleh udara; bisa timbul aroma tengik dan cara mencegahynya menghindari antara ikan dengan udara bebas disekelilingnya.


Ciri utama ikan segar dan ikan yang mulai busuk :


Proses yang terjadi pada ikan setelah ditangkap :
  1. Pre rigor ; < 6 jam, daging elastis, masih seperti ikan segar.
  2. Rigor mortis; 6 jam, tubuh kaku, daging tdk elastis.
  3. Post rigor ; banyak keluar lendir, sisik banyak y ang lepas, sudah mulai busuk.
Penggolongan hasil perikanan laut berdasarkan jenis dan tempat kehidupannya :
  1. Golongan demersal: ikan yg dapat diperoleh dari lautan yang dalam.  Mis. Ikan kod
  2. Golongan pelagik kecil : jenis-jenis ikan kecil yang hidupnya di daerah permukaan laut. Mis. Ikan haring
  3. Golongan pelagik besar:  jenis- jenis  ikan besar yang hidupnya di permukaan laut. Mis. Ikan tuna
  4. Golongan anadromus: jenis-jenis ikan atau hasil perikanan yang mula- mula hidupnya di laut kemudian perikanan  yang  mulamula  hidupnya  di   laut  kemudian mengadakan migrasi ke air tawar lalu ke pertemuannya. Mis. Ikan bandeng, ika salem
  5. Golongan katradromus: jenis-jenis ikan atau hasil perikanan yang mula-mula hidupnya di air tawar kemudian mengadakan migrasi ke laut lalu ke pertemuannya. Mis. Belut laut
  6. Hasil perikanan berkulit keras (Crustacea): hasil  perikanan yg mempunyai kulit yg keras. Mis. Udang, kepiting
  7. Hasil perikanan berdaging lunak. Mis: cumi-cumi (Cephallopoda) tiram (Echinodermata) kerang (Cephallopoda) ,  tiram (Echinodermata) ,  kerang (Anadonta)
  8. Hasil perikanan yg tidak dapat diidentifikasi dengan jelas: hasil  perikanan lainnya yg tidak dapat di golngkan dalam golongan-golongan di atas. Mis. Ubur-ubur
Persyaratan hasil perikanan laut dikatakan memiliki nilai ekonomis :

  1. Mempunyai nilai pasaran yang tinggi
  2. Volume produksi makro tinggi dan luas
  3. Mempunyai daya produksi yang tinggi
Ciri-ciri khusus suatu bahan yang dapat berfungsi sebagai bahan pangan :

  1. Mempunyai nilai gizi tinggi
  2. Dapat memenuhi selera dan memuaskan rasa lapar seseorang
  3. Bersifat aman dan sehat jika dimakan
  4. Halal
Dasar pengawetan/pengolahan ikan :

  1. Mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin.
  2. Hampir semua cara pengawetan/pengolahan ikan Hampir semua cara  pengawetan/pengolahan  ikan  meninggalkan sifat-sifat khusus pada setiap hasil awetan/olahannya. Hal ini disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat bau (odour) cita rasa (flavour) wujud atau rupa sifat ,  bau  (odour),  cita  rasa  (flavour) ,  wujud atau  rupa  (appearance), dan tekstur (texture) daging ikan.
Tujuan utama proses pengawetan dan pengolahan ikan :

  1. Mencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada saat produksi melimpah
  2. Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan
  3. Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan 
  4. Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan, sehinngga mereka terangsang untuk melipatgandakan produksi.
Cara-cara pengawetan dan pengolahan pada pasca panen perikanan dilakukan berdasarkan pertimbangan berikut :

  1. Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi, sehinggga merupakan media yg baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri mikroorganisme lain.
  2. Daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat  ( tendon) , sehingga proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan dengan produk ternak atau hewan lainnya.
  3. Produksi ikan bersifat musiman terutama ikan laut Kadang produksi • Produksi   ikan   bersifat  musiman,  terutama   ikan   laut .  Kadang  produksi  melimpah dan kadang rendah.
  4. Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal musim.
Komposisi kimia daging ikan :

  1.  Air  : 60 – 84 %
  2. Protein :18 – 30 % Protein  :  18  30 %
  3. Lemak : 0,1 – 2,2 %
  4. Karbohidrat : 0,0 - 1,0 %
  5. Vitamin & mineral  : sisanya
Keuntungan mengkonsumsi ikan dibandingkan produk hewani lainnya :
  1. Perairan indonesia yang sangat luas masih memungkinkan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani melalui pemanfaatan sumberdaya perikanan sumberdaya  perikanan.
  2. Kandungan protein pada daging ikan cukup tinggi (20 %). 
  3. Mempunyai nilai biologis yg tinggi.
  4. Daging ikan relatif lunak karena hanya mengandung sedikit tenunan pangikat (tendon) sehingga lebih mudah dicerna oleh tenunan  pangikat  (tendon)   sehingga  lebih   mudah  dicerna oleh tubuh.
  5. Daging ikantidak berbahaya bagi manusia, juga bagi orang-orang yg kelebihan kolesterol.
  6. Daging ikan mengandung  sejumlah mineral yg  sangat dibutuhkan tubuh manusia: K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, dll. Juga mengandung vitamin A dan D sehingga dapat menunjang kesehatan mata, kulit dan proses pembentukan tulang, terutama pada anak balita.
  7. Ikan dapat dengan cepat dan mudah disajikan dalam berbagai Ikan dapat   dengan  cepat  dan   mudah  disajikan dalam  berbagai bentuk olahan.
  8. Harga ika relatif lebih murah bila dibandingkan dengan sumber protein hewani lain.
  9. Daging ikan dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakat baik Daging ikan dapat   diterima  oleh  segenap lapisan  masyarakat,  baik  ditinjau dari segi kesehatan, agama, suku bangsa, maupun tingkat perekonomian.
Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan dengan cara:

  1. Menggunakan suhu rendah, Bakteri pembusuk hidup dilingkungan bersuhu 0 – 30° C. bila suhu diturunkan dengan cepat maka aktivitas bakteri akan terhambat atau berhenti sama sekali.
  2. Menggunakan suhu tinggi , Aktivitas bakteri pembusuk dapat dihentikan dengan suhu tinggi (80 – 90 ° C). Mis ikan asap dan ikan kaleng.
  3. Mengurangi kadar air , dapat dilakukan dengan cara :                                                                         - Menggunakan udara panas; penjemur an, oven atau alat pengering khusus (mechanical drier)
    - Menggunakan proses osmosa; konsentrasi (tekanan osmotik) air di dalam  dan di   luar  tubuh  ikan
       berbeda, mis proses penggaraman.
    - Menggunakan tekanan; tekanan mekanis misal: pada kecap ikan, tepung ikan.
    - Menggunakan panas; pengasapan dan perebusan • Menggunakan  panas;  pengasapan  dan   
      perebusan.
  4. Menggunakan zat antiseptik; asam asetat (cuka), natrium benzoat, natrium nitrat dan natrium nitrit.
  5. Menggunakan ruang hampa udara; tujuannya untuk menghindari terjadinya oksidasi lemak yang sering menimbulkan efek bau tengik .

Sumber : Riza Rahman Hakim, Pengolahan dan Pengawetan Ikan

FORMALIN

Formalin atau formaldehida adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet. Sebenarnya fungsi formalin adalah sebagai desinfektan namun oleh sebagian orang disalah gunakan untuk mengawetkan ikan untuk mencegah kerugian. Formalin dapat berguna sebagai desinfektan karena
membunuh sebagian besar bakteri dan jamur (termasuk spora mereka). Hal ini juga digunakan sebagai pengawet dalam vaksin, dimana formalin digunakan untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak diinginkan yang mungkin mencemari vaksin selama produksi.
Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 10-40% dari formaldehid. Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10 – 40% dan secara fisik seperti cairan putih jernih dengan bau yang menyengat dan tajam.

TIPS PRAKTIS MENGENALI MAKANAN YANG DIBERI FORMALIN :

Prinsipnya adalah makanan yang diberi formalin akan awet, keras dan tidak membusuk. Ikan yang diberi formalin tidak akan dimakan oleh kucing sebab kucing memiliki penciuman yang tajam
terhadap bau formalin. Walaupun manusia tidak bisa mencium bau formalin pada bahan makanan namun kucing atau anjing memiliki penciuman yang tajam sehingga hewan ini tidak akan makan makanan yang mengandung formalin. Kesimpulannya jika ayam atau ikan yang kita berikan kepada kucing namun kucing tidak mau makan maka ikan tersebut sudah diberi formalin
Ciri kedua adalah
ikan yang diberi formalin tidak akan didatangi dan dikerubungi oleh lalat. Lalat memiliki penciuman yang tajam jika ada hewan yang mati maka akan langsung datang menghampiri hewan yang mati tersebut. Jika ayam dan ikan diberi formalin maka lalat tidak akan datang menghampirinya. Tips ini dapat kita pakai saat hendak membeli ikan atau ayam di pasar.

CIRI-CIRI IKAN YANG MENGANDUNG FORMALIN DAN IKAN YANG SEGAR TANPA FORMALIN :

Ciri-ciri ikan yang mengandung formalin :
1. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius)
2. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar
3. Warna daging ikan putih bersih
4. Bau menyengat, bau formalin, dan kulit terlihat cerah mengkilat
5. Daging kenyal
6. Lebih awet dan tidak mudah busuk walau tanpa pengawet seperti es
7. Ikan Berformalin Dijauhi Lalat
8. Tidak terasa bau amis ikan
Ciri ikan segar tanpa formalin :
1. Bila dalam 1 hari pun tanpa pengawetan misalnya dengan es maka ikan akan rusak dan tidak layak konsumsi lagi.
2. warna ingsang merah dan cemerlang dan terlihat segar
3. Bau ikan khas dan segar
4. lebih mudah busuk bila tanpa diawetkan terus dengan es
5. Ikan dapat dihinggapi lalat
Ciri-ciri Ikan asin berformalin :
- Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada suhu kamar(25°C)
- Warna bersih dan cerah
- Tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur
- Tidak dihinggapi oleh lalat bila diletakkan di tempat terbuka
Ciri-ciri ikan asin tanpa formalin :
-Warna ikan asin ada yg kecokelatan
- Aroma masih khas ikan asin
- Dagingnya rentan / mudah hancur
- Dapat dihinggapi lalat

CARA UNTUK MELAKUKAN PENGUJIAN KANDUNGAN FORMALIN PADA BAHAN MAKANAN

Umumnya, formalin merupakan larutan formaldehida 37% dalam larutan air. Cara mengisolasi formalin dari makanan (misalkan tahu) dapat dilakukan dengan mengekstrak makanan menggunakan pelarut H2O pada suhu ruangan. Analisis formalin bisa dilakukan dengan metode enzimatis secara fluorimetri, HPLC, GC dan spektrofotometri. Dari kesemuanya yang sering digunakan, yakni metode spektrofotometri (karena mudah dan murah) dengan mereaksikan formalin dengan alkanon dalam media garam asetat sehingga terbentuk senyawa kompleks berwarna kuning.
Sumber : https://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/05/30/formalin-pada-ikan-ikan-berformalin-dan-tidak-berformalin-ciri-ciri-ikan-berformalin/#more-1986