Permintaan ikan lele konsumsi di hampir semua wilayah yang ada
di Indonesia terbilang sangat tinggi, dan ini bukanlah hal yang aneh.
Tingginya permintaan konsumen akan ikan lele karena lele telah lama
dikenal masyarakat serta rasanya sudah akrab dilidah dan bergizi tinggi,
dan masyarakat akan tetap mengkonsumsinya. Ditambah lagi dengan adanya
kecenderungan sebagian besar orang untuk mengurangi makanan yang
berkolesterol tinggi, ikan lele semakin menjadi pilihan konsumen dan
permintaan pasar terhadap ikan lele mustahil akan berkurang, justru akan
semakin tinggi.
Meski teori mengatakan seperti itu, tapi untuk melihat keadaan yang
sebenarnya tetap saja harus dilihat lebih jauh sebelum seseorang terjun
dalam bisnis lele. Karena kondisi pasar setiap kota pasti tidak sama.
Ada perbedaan jumlah permintaan, jumlah pasokan dan harga. Untuk melihat
keadaan pasar lele terakhir dapat dilakukan survei di beberapa tempat
penjualan.
Pedagang pecel lele salah satunya. Pedagang ini bertebaran di setiap
kota, baik di kota besar maupun kota kecil. Hampir disetiap pusat atau
sudut kota dan sepanjang pinggiran jalan raya mereka mendirikannya.
Umumnya penjualan itu dilakukan malam hari, dari sore hinga pagi hari.
Konsumennya sangat beragam, mulai dari pejalan kaki hingga orang
bermobil mewah.
Survei berikutnya dapat dilakukan di pasar tradisional. Pasar
tradisional dapat ditemukan disetiap kota. Baik di ibukota propinsi
maupun di ibukota kabupaten dan kota. Bahkan di kota-kota besar,
pemerintah daerah setempat biasanya membangun beberapa buah pasar
tradisional. Ditempat-tempat tersebut, pedagang ikan termasuk menjual
ikan lele konsumsi.
Tak hanya pasar tradisional, supermarket atau toko serba ada ada juga
sekarang turut menjual lele. Itu semua dilakukan bukan tanpa alasan,
tentu saja karena pemilik tempat itu ingin melayani konsumennya dengan
baik. Pada saat konsumen datang semua kebutuhan ada, termasuk ikan lele.
Tak perlu lagi harus ke pasar tradisional.
Tempat yang tidak kalah pentingnya dari tempat lain dalam penjualan
lele adalah restoran dan warung nasi, misalnya restoran padang, restoran
sunda, warteg (warung tegal). Tempat-tempat itu juga bertebaran
dimana-mana, mulai dari pusat kota, pasar, pinggiran jalan hingga ke
kecamatan. Tentu saja semua itu karena masakan ikan lele banyak
peminatnya.
Pengolah, inilah tempat penjualan yang sangat potensial dimasa nanti.
Namun tempat ini belum benar-benar berkiprah, karena supply lele
konsumsi untuk tempat-tempat di atas masih kekurangan. Supply lele ke
tempat pengolah hanya terjadi di daerah-daerah tertentu saja yang memang
supplynya berlebihan. Itupun tidak berlangsung selamanya, hanya waktu
tertentu saja. Umumya mereka mengolah lele menjadi ikan asap atau abon.
Itulah gambaran pasar lele konsumsi. Lalu bagaimana dengan gambaran
pasar benih?. Tentu saja sangat terkait dengan pasar lele konsumsi. Jika
permintaan lele konsumsi di sebuah kota bagus, secara otomatis pasar
benih juga bagus, mengingat untuk memproduksi lele konsumsi sangat
membutuhkan benih lele. Jumlah yang dibutuhkan juga menyesuaikan dengan
kebutuhan pasar lele konsumsi.
Pengalaman beberapa orang pembudidaya pembenihan ikan lele di
berbagai kota menggambarkan bahwa pembeli benih lele (untuk usaha
pembesaran lele) biasanya datang sendiri ke tempat budidayanya, padahal
mereka baru beberapa bulan saja mendirikan usahanya. Ini terjadi selain
kebutuhan lele memang tinggi juga karena mereka lebih senang membeli
lele dari daerahnya sendiri daripada harus membeli ke daerah lain. Jadi
pasar benihpun akan terbentuk dengan sendirinya.
Dari gambaran diatas, jelas sudah bahwa pasar dan peluang usaha
budidaya lele di setiap kota di Indonesia baik kota besar maupun kota
kecil tidak perlu dikhawatirkan lagi. Jadi jangan khawatir kalau lele
yang diproduksinya tidak bisa dijual. Kalaupun tidak bisa dijual di kota
tersebut, bisa dijual ke kota lain. Jadi yang jadi masalah bukan
pemasaran, tapi bagaimanakah bisa memproduksinya.
Sumber :
http://www.bibitikan.net/cara-mudah-dalam-membaca-potensi-pasar-bisnis-ikan-lele/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar